Tim Penilai dari PKK Pusat, Hanifah Husein Baldan dan Arolis melakukan penilaian di Kelurahan Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau, Kamis (20/06/2019). Menurut Hanifah, Kelurahan Karya Bakti yang menjadi wakil Sumsel dalam Lomba HATINYA PKK tingkat nasional, sudah pantas bersaing dengan lima kelurahan lainnya di Indonesia.
Bahkan, ia memastikan semua kegiatan yang dilakukan tim PKK Kota Lubuklinggau bersama warga dari sembilan RT di Kelurahan Karya Bakti, asli tanpa rekayasa.
"Tujuan datang langsung itu untuk memastikan dan menyamakan dengan data administrasi dan gambar yang telah kami nilai sebelumnya. Misalnya apakah ada yang direkayasa, mungkin ada tanaman yang baru ditanam semalam. Disini sih tidak ada, oke semua," ujarnya.
Menurutnya, dalam kegiatan seperti Lomba HATINYA PKK ini, selalu ditemukan 'mutiara yang terpendam'. Banyak hal yang sebelumnya dinilai tidak bisa dikembangkan, justru dapat menghasilkan melebihi ekspektasi.
Namun, menurut Hanifah, pemerataan di seluruh kelurahan di Lubuklinggau menjadi tantangan bagi Ketua TP PKK Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana. "Tugas Bu Wali masih panjang, ini baru satu kelurahan. Masih ada 71 kelurahan lagi yang harus digerakkan. Semua keberhasilan ini tentunya tergantung kepemimpinan PKK juga. Kalau Bu Wali aktif, pasti warga ikut aktif dan ini harus ditularkan ke kelurahan lainnya," katanya.
Keberhasilan Kota Lubuklinggau mengubah kelurahan yang sempat mendapat julukan 'Kampung Polda' menjadi kawasan produktif, tentu akan memberi dampak yang besar. "Kota lain bisa saja belajar dan datang langsung kesini karena Lubuklinggau dinilai sumber inspirasi. Tamu yang datang bisa menginap di kota ini, bisa tumbuhlah perekonomian, misal dibangun homestay baru dan pengembangan kuliner," jelasnya.
Ia juga berharap, tujuan utama dari Lomba HATINYA PKK dapat dirasakan warga, khususnya ibu yang mengurus rumah tangga. "Kita juga menilai partisipasi masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan di rumah sendiri. Dengan tanaman di halaman rumah, berarti ibu hanya perlu beli beras, karena sayur dan bumbu bisa didapat cuma-cuma. Uangnya bisa disisihkan untuk biaya anak sekolah," ucapnya.
Penilaian positif juga disampaikan oleh Ketua TP PKK Sumsel, Hj Febrita Lustia Herman Deru terhadap kinerja PKK Lubuklinggau. Dengan keaktifan para anggota, warga dapat digerakkan dengan begitu baik.
"Dulu kelurahan ini jadi Kampung Polda, maksudnya banyak yang diincar polisi karena jadi pengguna narkoba. Sekarang bisa jadi kampung markisa yang sudah menghasilkan produk olahan yang potensial. Ini karena kinerja PKK dan kesadaran warga, tokoh adat, serta tokoh masyarakat," ungkapnya.
Saat tiba di Kelurahan Karya Bakti, rombongan tim penilai dan PKK disambut tarian reog dan yel-yel yang dinyanyikan anak sekolah. Sebelumnya, mereka telah dijamu dan mendengarkan paparan dari Ketua PKK Kelurahan Karya Bakti di Rumah Dinas Wali Kota Lubuklinggau di Kelurahan Petanang.
Selain Lubuklinggau, lima kota lain yang bersaing untuk menjadi juara, yakni Bukittinggi (Sumatera Barat), Singkawang (Kalimantan Barat), Bogor (Jawa Barat), Tangerang (Banten), dan Ternate (Maluku Utara).